PENDEKATAN
KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
A.
Pengertian Pendekatan Kontekstual (CTL)
kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara meteri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata sebagai anggota keluarga dan masyarakat
CTL adalah salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan di Amerika Serikat.
Pendekatan kontekstual (CTL) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuhkomponen utama pembelajaran afektif, yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,
dan penilaian yang sebenarnya(Nurhadi,2002:5).
A. Karakteristik Contextual
Teaching and Learning
Menurut Johnson (dalam Nurhadi,
2002:14) terdapat delapan utama yang menjadi karakteristik pembelajaran
kontekstual, yaitu :
§ Melakukan hubungan yang bermakna,
§ Mengerjakan pekerjaan yang berarti,
§ Mengatur cara belajar sendiri,
§ Bekerja sama,
§ Berpikir kritis dan kreatif,
§ Mengasuh atau memelihara pribadi siswa,
§ Mencapai standar yang tinggi, dan
§ Menggunakan penilaian sebenarnya.
Nurhadi (2003:20) menyebutkan dalam
kontekstual mempunyai sebelas karakteristik antara lain yaitu :
§ Kerja sama,
§ Saling menunjang,
§ Menyenangkan,
§ Belajar dengan bergairah,
§ Pembelajaran terintegrasi,
§ Menggunakan berbagai sumber,
§ Siswa aktif,
§ Sharing dengan teman,
§ Siswa aktif, guru kreatif,
§ Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta,
gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta
§ Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa,
laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.
Priyatni (2002:2) menyatakan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya
pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan
masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa melalui proses mengalami (learning by doing).
4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi (learning in a group).
5. Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara mendalam
merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (learning to know each other deeply).
6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, kreatif, dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to
York together).
7. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).
A. Komponen
Contextual Teaching and Learning
Pembelajaran kontekstual (CTL)
memiliki tujuh komponen utama, yaitu sebagai berikut :
§ Konstruktivisme (Construktivism)
Konstruktivisme merupakan landasan filosofi pendekatan CTL yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit dan tidak sekonyong-konyong).
§ Inkuiri (Inquiry)
Menemukan merupakan strategi belajar
dari kegiatan pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
dari menemukan sendiri.Guru harus selalu
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materinya.
§ Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan keahlian dasar
yang dikembangkan dalam pembelajaran CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang
sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
§ Masyarakat belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar merupakan penciptaan lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual (CTL).
§ Pemodelan (Modelling)
Model merupakan acuan pencapaian
kompetensi dalam pembelajaran kontekstual. Konsep ini berhubungan dengan kegiatan
mendemonstrasikan suatu materi pelajaran agar siswa dapat mencontoh atau agar
dapat ditiru, belajar atau melakukan dengan model yang diberikan.
§ Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan langkah akhir dari belajar dalam pembelajaran kontruktivisme. Konsep ini merupakan proses berpikir tentang apa yang telah dipelajari
§ Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian yang sebenarnya merupakan
proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa.
A. Penerapan Contextual
Teaching and Learning dalam Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan menanamkan bekal keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia bukan hanya memberikan pengetahuan. Pembelajaran bahasa Indonesia harus dibuat semenarik mungkin agar siswa antusias mengikuti proses belajar mengajar
Komentar
Posting Komentar